Beranda

Senin, 13 September 2010

Influencer, Tranding Topik, dan Pengalihan Isu

MINGGU, 12 September 2010 pukul 10 pagi, peristiwa penusukan dua pendeta di Ciketing Bekasi masih menjadi tema mayoritas timeline para tweps.

Respon SBY yang tak kunjung datang dan aneka ungkapan keprihatinan atas peristiswa itu disampaikan para tweps.

Namun, entah apa sebabnya setengah jam kemudian Timeline para tweps berubah. Saya tak tau siapa yang memulai, kemudian muncul tema baru, #jamanSD.

Tak sampai satu jam timeline #jamanSD menjadi trending topic. Timeline tentang peristiwa Ciketing, Bekasi menurun jumlahnya. Bisa dihitung dengan jari.

Muncul sebuah pertanyaan, siapa yang memulai TL #jamanSD. Saya tak sempat melacak. Yang pasti penggulir pertama adalah tweps yang punya banyak follower. Bahkan sudah menjadi influencer.

Sehingga dalam waktu singkat, TL #jamanSD bisa mengalihkan perhatian tweps dari peristiwa Ciketing.

Timbul pertanyaan keduaku, apakah memang TL #jamanSD sengaja dimunculkan untuk pengalihan isu. Agar peristiwa Ciketing tidak memicu dampak yang lebih luas di masyarakat.

Kalau memang ada misi pengalihan isu dari TL #jamanSDn bisa saya katakan itu sukses dilakukan. (Mohon maaf pada yang pertama membuat TL #jamanSD, saya tak bermaksud menuduh).

Kesimpulan saya, tweps yg telah mendapat predikat influencer berpotensi menjadikan TL nya sebagai trending topics. Dan menjadi media yang efektif untuk misi pengalihan isu.

Bila saat ini hanya perusahaan-perusahaan yang menggunakan jasa tweps, kedepan tidak tertutup kemungkinan politikus, lembaga pemerintahan termasuk intelijen menggunakan jasa tweps. Tentu untuk misi mereka masing-masing.
Benarkah? Wallahu alam bissowab.
Saya hanya mengira-ira...

Selamat hari Rabu, Kawan.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H, bagi yang merayakan. Mohon maaf lahir batin..

Salam

Ki Senen

Selasa, 10 Agustus 2010

Tantangan Marco Kusumawijaya

Melalui akun twiternnya, Marco Kusumawijaya menantang twepss menggambarkan kota Jakarta dengan 140 karakter. Yang menarik, Direktur RUJAK center for Urban Studies ini melarang pengunaan kata #foke, #macet, atau #banjir.

Sejauh pantauan saya, dari postingan tweps meski tidak memakai 3 kata itu tetap tak ada kata positif yang muncul untuk menggambarkan jakarta. yang menucul tetap saja keluhan, Misalnya, Semrawut, bikin pusing, bikin stress, dan sebagaianya.

Saya jujur tak tahu maksud mas Marco memberikan tantangan ini. Menjaring anspirasi, atau apa? Sudahlah, biarlah itu menjadi wewenang mas Marco.

Namun yang saya ingin katakan, adalah persoalan jakarta yang begitu komplek ini semua kesalahan dilimpahkan ke pejabat daerah: Gubernur dan pemerintahan daerah. Ya, memang merekalah yang bertanggung jawab. Tak ada peraturan yang tegas. tak bisa mneyediakan fasilitas yang memadai.

Tapi, pantaskah kemudian kesalahan itu hanya dilimpahkan kepada gubernur dan jajaranya.

Apakah penghuni atau pengunjung jakarta tidak mempunyai kontribusi dalam permasalahan yang muncul di jakarta saat ini.

Masalah kemacetan misalnya, berapaa banyak mobil pribadi dari luar jakartaa yang masuk ibukota. Kalau mobil itu penuh oleh penumpang sih tidak masalah. Dari pengamatn saya, tidak jarang satu mobil hanya diisi 1, atau 2 orang. Bisa dibayangkan 1 orang pengemudi mobil membutuhkan berapa lahan jalan.

Kalau misalnya, 5 atau 6 pemilik mobil itu kemudian berangkat ke jakarta dalam satu mobil, berapa lahan bisa dihemat. Ini bukan tidak mungkin dilakukan. di BSD ada komunitas nebeng dot com. sebuah komunitas yang berisi para pekerja dari luar jakarta yang berangkat bareng untuk kerja di jakarta.

kenapa ini tidak bisa dilakukan?

Dan saya pikir masih ada cara untuk membuat Jakarta ini menjadi kota yang nyaman untuk ditempati.
Tanpa harus terus menerus mengumpat, menyalahkan gubernur dan jajaranya, apakah tidak lebih baik dimulai dari kita sendiri.

Selamat menunaikan ibadah puasa kawan.
salam

ki Senen

Hantu Rekaman Ade Rahardaja - Ary Muladi

Untuk ketiga kalinya Jaksa Penuntut umum gagal memperdengarkan bukti rekaman pembicaraan antara Ade Rahardja, deputi penindakann KOmisi Pembrantasan korupsi dengan Ary Muladi. Padahal bukti itulah yang diduga menjadi alasan kepolisian dan kejaksaan menetapkan Bibit Samad Riyanto dan Chandra hamzah sebagai tersangka kasus pemerasan.

Kepala Kepolisian RI Jenderal Bambang Hendarso secara benderang menyatakan bahwa rekaman itu ada, Rekaman itu bukan fiktif. "Kan sudah dibilang tadi, kalau dibutuhkan, diperlukan, ya akan kita berikan," katanya di Istana Negara, Kamis akhir Juli lalu.

Nah pertanyaannya, kalau memang itu ada mengapa hingga kini tak diputar di pengadilan? Hakim tak bisa menunggu terlalu lama, karena tersandera batas maksimal penahanan terdakwa, dalam hal ini Anggodo Widjojo.

Bila rekaman itu ternyata tidak ada, salah satu akibatnya Anggodo bisa lepas dari jerat kasus percobaan penyuapan.

Lepas dari itu, semua pihak tentunya pingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.Adakah rekaman itu? Atau itu hanya bualan dari kepolisian dan kejaksaan agung?
Atau tak lebih dari sebuah panggung sandiwara dunia peradilan.
Sungguh kalau benar rekaman itu tidak ada akan mencoreng wibawa peradilan kita.

Selamat siang kawan. selamat menunaikan ibadah puasa.
Selamat hari Rabu
Salam

Ki Senen

Senin, 09 Agustus 2010

Bolehkan menghormati orang yang tidak puasa?

Bulan puasa tiba. Dan seperti biasa setiap sudut ruang penuh dng nuansa agamis. Masjid dan langgar membludak jamaahnya.

Dan juga seolah sudah jadi tradisi warung-warung makan akan tutup disiang hari. Tempat hiburan juga tutup dimalam hari.

Tak tanggung-tanggung peraturan ini langsung dibuat pemerintah daerah. Katanya demi menghormati orang yang puasa. Kalau membantah, tentu ada sangsinya dr pemda.

Tak cukup sangsi, FPI tak jarang langsung menggerebek tempat hiburan yang nekat buka di bulan puasa.

Entah bisikan apa yang masuk ke telinga saya.
Pantaskah saya sebagai muslim minta orang lain menghormati puasa saya? Untuk apa?
Kalau sy mau, saya bisa makan di dapur, atau ditempat yang tidak diketahui orang.

Sy jadi teringat cerita pewayangan. Para ksatria dalam memburu wahyu, tidak pernah mengharap kemudahan, dihormati.

Arjuna si penerima wahyu makutoromo harus bertarung melawan musuh yg berwujud setan.
Atau Abimanyu yg menerima wahyu cakraningrat. Digoda dengan berbagai kemewahan, wanita canntik. Namun tetap saja khusuk dalam niat dan ibadah.

Tidak bisakah orang yang berpuasa juga menghormati yang tidak puasa. Yang mungkin kesulitan cari warung makan disiang hari.
Tidak bisakah ibu pemilik warung nasi itu mencari nafkah untuk merayakan lebaran.

Selamat menjalankan ibadah puasa ki sanak.
Kami sekeluarga mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Semoga Allah menerima ibadah kita. Amiin

Salam
Ki Senen

Rabu, 04 Agustus 2010

Sehari Bersama Hidayat Nur Wahid

Tak mau menggunakan kendaraan dinas, patwal, ketika untuk urusan pribadi. Menyemir sepatu, mendandani anak menjadi rutinitas Hidayat



Pukul 4.45

Ia memulai hari dengan bersujud. Bersarung cokelat kotak-kotak, baju koko putih, dan peci hitam, Hidayat Nur Wahid, 48 tahun, ditemani putra bungsunya, Hubaib Shidiq, 9 tahun, keluar dari kamar tidur menuju musala di samping kanan rumah dinasnya. Di musala berukuran 3 x 6 meter itu telah menunggu dua staf pribadi Hidayat yang juga akan salat subuh bersama.

Usai salat subuh, Hidayat dan Hubaib beranjak ke lantai 2 rumahnya. Di bangunan utama rumah dinas Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat itu terdapat satu kamar tidur utama dan dua kamar tidur anak. Di depan ketiga kamar itu ada ruang berukuran 3 x 4 meter untuk ruang keluarga. Selama 15 menit Hidayat dan Hubaib melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran di situ.

Sejak Kastian Indriawati, 45 tahun, istrinya, meninggal pada 22 Januari lalu, Hidayat menjadi orang tua tunggal bagi Inayah Dzil Izzati (kelas V Pesantren Gontor), Ruzaina (kelas III SMP Pesantren Anyer, Banten), AllaĆ¢ 'Khoiri (kelas I Pesantren Gontor), dan Hubaib Shidiq (kelas IV sekolah dasar di Pondok Gede, Bekasi). Di tengah kesibukannya sebagai Ketua MPR, guru, dan anggota Majelis Syuro Partai Keadilan Sejahtera, Hidayat berusaha menyempatkan diri menyiapkan keperluan sekolah Hubaib, satu-

Hidayat melepas Hubaib ke sekolah, diantar sopir keluarga mengendarai mobil pribadi Innova warna hitam. Sejak istrinya tiada, Hidayat ingin selalu melepas, nguntapke, Hubaib berangkat sekolah.

Pukul 06.00
, berkaus putih, celana olahraga panjang hitam, dan sepatu putih, Hidayat menuju lapangan bulu tangkis yang jaraknya sekitar 200 meter dari rumah dinasnya menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX warna biru. Bersama staf pribadinya dan beberapa staf pribadi menteri di kompleks Widya Candra, pagi itu Hidayat main empat set langsung dengan dua kali istirahat masing-masing lima menit.

Hidayat selalu bermain cantik di tiap set. Smash dan permainan net menunjukkan kepiawaiannya bermain tepok bulu. Walhasil, pria kelahiran Klaten ini selalu memenangi pertandingan.

Bulu tangkis adalah hobinya selain sepak bola. Minimal tiap Selasa dan Rabu dia selalu menyempatkan diri memukul shuttle cock. Dia suka badminton sejak remaja. Di samping rumah orang tuanya di Kadipaten Lor RT 03 RW 08, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, ada lapangan badminton yang biasa dipakai keluarga dan warga sekitarnya.

Kebiasaan itu diteruskan Hidayat saat 13 tahun belajar di Madinah, Arab Saudi. Bersama teman-teman pelajar dari Indonesia dia membuat lapangan bulu tangkis di samping kontrakan.

Pukul 07.50,
Hidayat menyudahi badminton. Menenteng tas raket, ia berjalan kaki menuju rumah dinasnya. Sesampai di rumah, Hidayat meminta izin kepada Tempo membersihkan diri dan bersiap-siap berangkat ke kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

Dua puluh lima menit kemudian Hidayat ke lantai 2 menuju meja makan yang letaknya di bawah kamar tidur utama. Ruang makan menyatu dengan ruang keluarga, bersebelahan dengan ruang tamu dan ruang rapat.

Seperti di ruangan lainnya, di ruangan seukuran lapangan bulu tangkis ini tidak ada aksesori yang tergolong mewah. Hanya ada televisi 21 inci dan akuarium berukuran 1 x 0,5 meter yang dihuni seekor ikan arwana. Di dinding tergantung satu lukisan bunga, foto Hidayat bersama para pemimpin MPR, serta foto-foto mendiang istrinya.

Menu sarapan kali itu nasi uduk, kering tempe, ayam dan telur goreng, sambal, dan kerupuk. Buahnya jeruk dan lengkeng, minumannya jus jambu dan air mineral. Tapi Hidayat hanya mengambil kering tempe, ayam goreng, sambal, dan kerupuk sebagai teman nasi uduk.

Hidayat agaknya penggemar kerupuk. Sekali makan, lebih dari tiga kali ia merogoh kaleng krupuk dari plastik itu. Ia mengaku tidak punya pantangan jenis makanan tertentu. Tapi masakan tradisional Jawa, seperti pecel, botok, sambal goreng, sayur lodeh, dan tentu saja kerupuk, paling ia gemari.

Untuk bekerja hari itu Hidayat memilih kemeja batik lengan panjang biru dengan motif kawung putih dan celana hitam. Hidayat jarang mengenakan jas. Dia lebih sering mengenakan batik, kecuali untuk acara kenegaraan yang mewajibkan jas.

Hidayat mengaku tak punya merek pakaian favorit. Istrinyalah yang biasanya menyediakan pakaiannya. Batik yang ia kenakan hari itu, misalnya, bahannya dibelikan Kastian dan dijahit di Pondok Gede, dekat rumah pribadinya.

Mendiang Kastian pula yang membelikan jam tangan Tissot yang dikenakan Hidayat, juga telepon seluler Nokia--bukan Communicator. Kastian membelikannya saat berhaji, beberapa hari sebelum meninggal. "Ini kenang-kenangan terakhir almarhumah (istri saya)."

Pukul 09.10,
Hidayat bersiap ke kantor PKS.

Tanpa istrinya, kini Hidayat menyiapkan sendiri semua keperluannya. Memilih baju dan celana sampai menyemir sepatu. Sepatu yang dikenakannya hari itu sepatu Bata hitam yang terletak di samping tangga menuju lantai 2. Sepatu itu sudah tak mengkilap sehingga Hidayat perlu menyemirnya dulu. Ia tidak banyak memiliki koleksi sepatu atau sandal.

Setelah bersepatu, Hidayat memeriksa semua lampu ruangan. Lampu yang tidak dipakai dimatikannya.

Pukul 09.25,
Hidayat masuk ke mobil Toyota Kijang LGX warna biru menuju kantor DPP PKS. Rencananya, pukul 10.00 akan ada deklarasi pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat. Karena untuk kepentingan partai, Hidayat tak menggunakan Camry, mobil dinas Ketua MPR. Hidayat duduk di kursi belakang. Di depan ada sopir dan ajudannya.

Meski pejabat negara, Hidayat jarang dikawal dan kerap bepergian tanpa voorrijder. Ia merasa aman dan nyaman tanpa mereka karena merasa tak punya musuh, sehingga tidak khawatir keamanannya terancam.

Tapi, tanpa voorrijder, ditambah lalu lintas yang kerap macet, perjalanannya jadi lebih lama. Dari Widya Candra menuju Mampang Prapatan pagi itu perlu 30 menit. Di perjalanan, Hidayat sempat menunjukkan tukang potong rambut langganannya. Letaknya di deretan warung Padang dan warung Tegal di pinggir Jalan Mampang Prapatan Raya. Sebulan sekali dia potong rambut di situ. "Ongkosnya Rp 9.000 sekali cukur."

Pukul 10.00, Hidayat tiba di kantor PKS. Deklarasi ditunda karena Presiden PKS Tifatul Sembiring dipastikan datang pukul 10.30. Di situ Hidayat bertemu dengan Ketua Majelis Syura Hilmi Aminuddin, Ketua Dewan Syariah Surahman, serta pengurus PKS Jawa Barat.

Hidayat belum pernah belajar politik secara formal. Tapi ia lahir dari keluarga aktivis. Kakeknya tokoh Muhammadiyah dan Masyumi di Prambanan, Jawa Tengah. Ibunya aktivis Aisyiyah--organisasi perempuan Muhammadiyah. Dan ayahnya, meski berlatar belakang Nahdlatul Ulama, menjadi pengurus Muhammadiyah. Kastian juga penggiat Ikatan Pelajar Muhammadiyah.

Hidayat menimba ilmu berorganisasi di Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) cabang Madinah. PPI Madinah adalah salah satu organisasi yang menolak penerapan Pancasila sebagai satu-satunya asas bagi organisasi di masa Orde Baru. Beberapa kali petugas kedutaan dan menteri kabinet Soeharto membujuk agar PPI Madinah mengakui Pancasila sebagai satu-satunya asas organisasi, tapi tak mempan.

Hidayat kembali ke Indonesia pada 1993 dan mengajar di Institut Agama Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Tangerang. Ketika reformasi bergulir, bersama-sama aktivis muslim ia mendirikan Partai Keadilan. Kini, setelah berganti menjadi Partai Keadilan Sejahtera, partai yang semula hanya menerima anggota dari kalangan Islam itu mulai membuka diri untuk nonmuslim.

Tapi rekrutmen partainya, kata Hidayat, tetap taat pada jenjang pengkaderan. Untuk menentukan calon di parlemen, PKS akan melihat siapa yang akan diwakili calon itu. Jika penduduk yang akan diwakili mayoritas selain Islam, wakilnya bisa saja dari nonmuslim juga. Hidayat hanya 20 menit berada di kantor PKS. Ia buru-buru menuju gedung MPR/DPR untuk menerima delegasi dari PPI.

Pukul 11.00
, Hidayat tiba di gedung MPR/DPR. Tapi tamu yang ditunggunya dari PPI batal datang. Hidayat meneruskan pekerjaan dengan memeriksa beberapa dokumen dan menekennya.

Pukul 13.00, Hidayat menerima delegasi dari Pacific Countries Social and Economic Solidarity Association Turki. Mereka mencari cara mempererat hubungan Indonesia dengan Turki.

Pukul 14.00,
Hidayat menerima kunjungan rombongan Presiden National Endowment for Democracy Carl Gersham. Carl meminta Indonesia sebagai salah satu negara demokrasi menularkan pengalamannya ke negara-negara di Timur Tengah. Hidayat menolak. Alasannya, "Rusaknya demokrasi di Timur Tengah karena sikap politik Amerika Serikat yang berstandar ganda."

Ia mencontohkan pemilu di Palestina. Khalayak, kata Hidayat, tahu pemilu Palestina sangat demokratis. Tapi karena rayuan Israel, negara-negara Barat termasuk Amerika tidak mengakui hasil pemilu itu. Menurut dia, Timur Tengah akan demokratis jika Amerika demokratis. "Jadi jangan Indonesia diminta mengajarkan demokrasi ke Timur Tengah. Mereka (Timur Tengah) melihat perilaku Amerika sendiri."

Meski banyak menerima tamu, Hidayat selalu tepat waktu untuk salat. Begitu azan berkumandang, dia bergegas berwudu. Pukul 15.25, Hidayat salat asar. Di ruangannya tersedia perlengkapan salat, termasuk peci yang bagian atasnya sedikit robek.

Pukul 15.40,
Hidayat bersiap-siap kembali ke rumah dinasnya karena pukul 16.30 ia akan menerima Hanung Bramantyo, sutradara film Ayat-ayat Cinta yang lagi populer.

Pukul 15.45, Hidayat memasuki Camry, mobil dinasnya. Kali ini memang untuk kepentingan tugasnya sebagai Ketua MPR. Tapi tetap tanpa voorrijder. Hidayat jarang dikawal voorrijder kecuali kalau ada acara yang mendesak segera didatangi, tak boleh telat, dan lalu lintas macet.

Untuk acara yang bisa diatur jadwalnya dan tidak mendadak, dia pergi tanpa voorrijder. "Semua tergantung bagaimana kita mengatur waktu saja." Mobil Camry dengan pelat bernomor RI-5 itu pun mengarungi samudra kemacetan bersama mobil-mobil lainnya di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Pukul 16.25,
Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sepuluh menit berselang, tamu yang ditunggu, Hanung, datang. Hidayat menyambut Hanung di ruang tamu, mengenakan baju putih bermotif kotak-kotak pendek dan celana hitam. Hanung meminta pendapat Hidayat tentang film Ayat-ayat Cinta sekaligus saran untuk film Ahmad Dahlan--pendiri Muhammadiyah--yang akan dibikinnya.

Meski hanya tiga kali menonton film seumur hidupnya, Hidayat mengkritik beberapa lafal bahasa Arab dalam adegan Ayat-ayat Cinta yang grammar-nya tidak benar. Lokasi shooting yang tidak sesuai dengan kondisi Mesir dikritik. Hidayat juga mempertanyakan mengapa Hanung menonjolkan sisi poligami dalam film itu, padahal dalam novelnya tidak.

Soal rencana membuat film Ahmad Dahlan, Hidayat menyarankan agar dalam film itu juga disinggung soal K.H. Hasyim Ashari, pendiri Nahdlatul Ulama. Menurut Hidayat, keduanya teman yang akrab dan satu guru saat menempuh pendidikan di Madinah.

Kiai Hasyim dan Ahmad Dahlan, kata Hidayat, satu kapal dalam perjalanan dari Pulau Jawa ke Arab Saudi. Meski berbeda pandangan tentang beberapa hal soal khilafiah, mereka berdua saling menghargai. Hidayat menerima Hanung selama dua jam, hingga pukul 18.35.

Pukul 18.45,
Hidayat berangkat ke Warung Buncit untuk memenuhi undangan peringatan Maulid Nabi di Pesantren Assalafi Daarul Islah, Jalan Buncit Raya. Kali ini dia mengenakan baju koko putih dan celana hitam. Untuk keperluan ini dia menggunakan mobil pribadi Toyota Kijang LGX biru, tanpa pengawal dan voorrijder.

Akibatnya, dia terjebak kemacetan di Jalan Gatot Subroto, Mampang, dan Buncit Raya. Sejam lebih bertarung dengan kemacetan, Hidayat tiba di lokasi pukul 20.05. Di acara itu Hidayat sempat berceramah selama 30 menit.

Pukul 21.35,
Hidayat kembali ke rumah dinasnya. Perjalanan lancar karena sudah malam. Dua puluh menit kemudian Hidayat sampai di rumah dinasnya. Sebelum tidur pada 23.00, Hidayat membaca semua surat yang masuk dan menutup hari dengan membaca Al-Quran. ERWIN DARIYANTO

Sumber : Koran Tempo Minggu

Politik Kartel dan Dinasty.

Politik kartel atau dinasty? Pertanyaan itu mengemuka dalam diskusi yang digelar 15 Oktober 2009 lalu oleh Perhimpunan Pendidikan Demokrasi (P2D), di Jalan Sawo, No.11, Menteng, Jakarta Pusat.

Sahdan itu hanya satu pengantar untuk saya menulis.
Menjelang konggres sebuah partai terbesar di Indonesia kebetulan saya ngobrol dengan salah satu pengurus pusat. Muda, dan juga pengusaha. Dia menantu dari salah satu Ketua di partai yang sama.

Kami menyoroti salah satu calon ketua umum yang akan bertarung pada Musyawarah Nasional. Dia adalah salah satu pengurus pusat partai itu juga. Usaianya masih muda.

Yang menarik, dia berani bersaing dengan tokoh-tokoh senior yang semuanya dari kalangan pengusaha. Sementara dia disamping junior, juga modalnya tidak sebesar sang pesaing. Muncul dugaan dia dibiayai oleh pengusaha di kawasan Menteng.

Sehingga, si politikus muda lawan bicara saya pesimis. “Dia itu tak punya duwit. Kecil lah harapannya,” kata politikus yang awalnya adalah teknokrat ini.

Duwit, ya. Karena untuk operasional partai yang sudah separuh abad mendapat predikat terbesar ini ditanggung oleh sang ketua umum. Tak tanggung-tanggung dalam satu tahun butuh Rp 5 miliar. Dan itu ditanggung oleh si Ketua Umum.

Agar roda partai tetap berjalan, ada dua alternatif yang bisa dilakukan. Ketua partai adalah seorang pengusaha atau menduduki posisi penting: Ketua DPR, Presiden atau Wakil Presiden.

Apa hubunganya? Mudah-mudahan Anda bisa menterjemahkannya.

Secara kebetulan memang selama ini Ketua umum partai memang menduduki posisi penting, atau pengusaha. Sebut saja mantan ketua umum partai golkar, Akbar Tandjung yang juga ketua DPR. Ketua Umum partai golkar, Jusuf Kalla, pengusaha dan wakil presiden. Dan sekarang Ketua umum partai beringin dijabat oleh Aburizal Bakrie, pengusaha yang juga salah satu orang terkaya di Indonesia.

Kemudian Soetrisno Bachir, mantan Ketua Umum PAN juga seorang pengusaha. Kini partai ini dipimpin oleh Hatta radjasa, menteri koordinator perekonomian.

Pengalaman buruk dialami oleh PDI Perjuangan. Karena gengsinya, periode 2004 – 2009 dia mengambil posisi sebagai oposisi. Tak mendapat posisi penting. Penguruspun, sedikit yang dari kalangan pengusaha. Tak bisa dielakkan, perolehan suaranya pada pemilu 2009 merosot.
Sudah menjadi rahasia umum, khususnya gedung dpr ada istilah “bagi-bagi kue”. Istilah untuk menyebut bagi-bagi jabatan: Ketua komisi, ketua panitia anggaran, ketua panitia khusus, ketua dan wakil ketua dpr.

Di eksekutif. Bagi-bagai posisi menteri. Partai berebut menyorongkan kadernya. Terjadi proses negosiasi kekuasaan disini.

Belakangan, terjadi perkawinan antara politikus dan pengusaha. Sejumlah politikus berusaha memasang kandidatnya di organisasi-organisasi bisnis.

Tak puas dengan posisisnya sebagai politikus, tak jarang yang menyiapkan keluarganya. Anak, keponakan, istri, cucu, menantu dan sebagainya. Ini terjadi dari level presiden sampai kepala daerah. Alasannya, “semua warga negara berhak ikut serta dalam berpolitik,”.

Salam

Ki Senen

Rabu, 14 Juli 2010

serbuan gadget, dan Tergusurnya Media Cetak

Akankah tablet gusur Netbook?
Itu judul berita di harian Bisnis Indonesia Rabu, 14 Juli 2010, yang bersumber dari penelitian Barclays Capital awal Juli ini. Baru beberapa bulan diluncurkan produk komputer tablet ini sudah terjual 15 juta di Indonesia. dan akan tumbuh menjadi 28 juta pada 2011.

Kepopuleran komputer tablet disebut-sebut akan memangsa komputer pribadi tradisional dan notebook. Ini masuk akal, karena dipasaran Apple Ipad salah satu dari komputer tablet dibandrol dengan harga kurang dari Rp 6 juta. Sementara notebook dipasaran masih dibandrol dngan harga Rp 6,6 juta.

Selain aplle diperkirakan HP, Dell dan mungkin yang lainnya akan menyusul diparuh kedua 2010 ini.

Nah barusan saja baca artikel di Koran Tempo, edisi 4 Agustus Research in Motion juga berencana meluncurkan "papan tulis digital". Blackpad namanya. Malah rencananya akan diluncurkan November tahun ini.


Gadget-gadget tersebut tentu akan tampil dengan keunggulannya masing-masing. Bagi social media worker jelas sangat membantu. bagi yang keranjingan situs jejaring sosial jelas semakin dibuat terlena. Bagi media pemberitaan, khususnya cetak: Siap-siap saja.

Fasilitas aplikasi epaper yang dicantolkan ke perangkat tersebut jelas makin memanjakan penggunanya. Tak perlu langganan koran, tak perlu ribet membolak-balik halaman. Cukup sekali sentuh, layar sudah beralih ke halaman selanjutnya. Tak banyak kertas terbuang, tak banyak sampah. Tak banyak pohon bertumbangan untuk dijadikan bahan kertas. Praktis, dan ramah lingkungan bukan?

Nah, berbicara ramah lingkungan. Akhir bulan lalu saya menerima tagihan pembayaran pemakaian telepon genggam saya. Providernya XL.

Surat tagihan berikut perincianya dikirim lewat surat elektronik. Ini sudah hampir setahun dilakukan XL. Alasanya, demi menghemat penggunaan kertas sehingga tidak mencemari lingkungan. .


Untuk membuat satu lembar kertas berukuran koran konon dibutuhkan 1 meter kubik kayu. Bisa dibayangkan berapa meter kubik kayu habis untuk memenuhi kebutuhan kertas di Indonesia. Jadi kalau bisa menghemat kertas, kenapa tidak?

Memang ancamanya, pelanggan media cetak banyak yang beralih ke media digital.

Wassalam.

Ki Senen

Selasa, 13 Juli 2010

Mengisi Liburan di Taman Kota?

Apa salahnya mengisi akhir pekan ke taman kota? Pertanyaan itu terbersit saat putri semata wayangku Najma bosan seharian di rumah, Ahad 11 Juli lalu. Ada tiga pilihan taman yang menurut saya menarik disekitar Percetakan Negara, tempat tinggal kami. Taman Monas, Taman Menteng, atau Taman Suropati. Kebetulan Najma sudah familiar dengan tiga tempat itu. Dan menyambut gembira tawaran saya. "Oke, ke taman menteng, mainan pasir," sahut Najma. Pukul sudah menunjukan angka 10.00 pagi. Kami berangkat, melewati jalan Kramat Sentiong, nyebrang Kramat Raya - Raden Saleh - Cik di tiro, dan Menteng. Singkat kata ketika hendak menyebrang jalan Lembang, pikiran saya berubah. kenapa tidak ke taman situ lembang?. Ya Taman Situ Lembang, di Menteng, 100 meter dari Taman Suropati. dengan danau ditengah-tengahnya, dan pepohonan tua yang rimbun, tentu cocok untuk bermain di hari yang menjelang siang. Dan lagi tentu Taman Menteng cuaca panas akan sangat terasa, karena belum banyak tanaman rimbun disana. Sepakat, kemudi saya putar kanan menuju Taman Situ Lembang. Oh, mantab. ternyata bukan kami saja yang tertarik menghabiskan akhir pekan di Taman. Puluhan anggota keluarga ramai bermain di Taman yang dikelilingi rumah-rumah mewah itu. Ada yang menggelar tikar, menikmati bekal makanan, memancing. Semantara anak-anak bermain ayunan, dan bersendau gurau dengan teman-teman mereka dipinggir danau. Dan, Najma pun asyik bermain ayunan, berlari-lari diatas rumput, melihat orang yang memancing ikan,sambil sesekali bermain air. Tak usah khawatir kelaparan atau terusik kemanannya saat bermain di Taman Situ Lembang. Banyak penjaja makanan area ini. bakso, ketupat, tahu genjrot, atau pedagang kopi keliling. Wal hasil, hari itu kami hampir lima jam bermain di Taman Situ Lembang. Cuaca yang tidak begitu panas membuat Najma nyaman dan betah bermain seharian. Hanya ada beberapa kritik atau anggaplah saran untuk pemda DKI khususnya. Tempat mainan anak, khususnya ayunan kalau bisa dasaran, atau alas dibawahnya tidak terbuat dari batu, pasangan batu, atau beton seperti yang sekarang. saat kami kesana ada anak yang terjatuh dari ayunan, kepalanya terbentur. Seminggu sebelumnya konon, kata pengunjung disamping saya, ada yang sampai bocor kepalanya. Alangkah bagusnya kalau ayunan itu beralas rumput atau pasir. akan lebih aman bagi anak-anak. Menghabiskan waktu di Taman bisa jadi alternatif mengisi liburan atau akhir pekan warga metropolitan. Bila selama ini anak-anak sering diajak main ke mall-mall, sesekali perlu la di ajak ke taman. Di luar negeri, orang juga suka berlibur dan bersantai di taman kota. Anna Surti Ariani, psikolog anak menyebutkan beberapa kota besar di dunia yang memiliki taman kota yang dikenal secara internasional. Misalkan New York dengan Central Park-nya, yang sering menjadi lokasi pembuatan film. Taman kota seluas 3,41 kilometer persegi itu tercatat sebagai taman yang paling banyak dikunjungi di Amerika Serikat. Kemudian taman kota berju-lukan The Green City di London, Inggris, taman terbesar Hyde Park, dan Kensington Gardens, hingga taman-taman kecil di pinggiran kota, seperti Greenwich Park, Bushy Park, dan Primrose HilL Jadi kenapa gensi untuk berlibur atau menghabiskan waktu di Taman Kota?

Senin, 12 Juli 2010

Ayo, Kembali ke Sekolah

Sumber: www.korantempo.com



Rencanakan liburan untuk anak secara terperinci dan sampaikan kepadanya agar tidak terlena ketika harus kembali sekolah.


Liburan pertengahan 2005 tidak terlupakan oleh Indrawati, 33 tahun. Ketika itu, ibu rumah tangga ini kebingungan membujuk putri pertamanya, Najwa Khatami, yang ogah sekolah. Padahal liburan sudah berakhir.

Mogok sekolah Najwa, yang kini sudah berusia 10 tahun, itu terjadi berkepanjangan. Awalnya Iin--panggilan Indrawati--mengira Najwa hanya terlalu letih setelah seminggu berlibur ke beberapa tempat wisata di Solo, Jawa Tengah. Karena itu, Iin membiarkan Najwa tak masuk sekolah pada hari pertama. Ia yakin Najwa akan kembali ke sekolah setelah beristirahat. Tapi perkiraan itu meleset.

"Hingga satu minggu kemudian, Najwa tetap tidak mau sekolah," kata Iin, Senin dua pekan lalu, di rumahnya di bilangan Senen, Jakarta Pusat.

Najwa, yang saat itu masih kelas I sekolah dasar, malah asyik bermain dengan adik dan anak-anak tetangganya, yang memang belum bersekolah.

Agar Najwa tertarik kembali bersekolah, Iin membujuk dengan bermacam iming-iming hadiah. Dia juga datang ke sekolah untuk berkonsultasi dengan guru kelas, mencari cara agar anaknya tertarik belajar lagi. "Tapi semuanya gagal. Najwa tetap tak mau sekolah," Iin bercerita. Akhirnya Iin dan sang suami membiarkan anaknya itu tidak masuk sekolah sampai tahun ajaran 2005/2006 berakhir.

Baru kemudian, pada tahun ajaran berikutnya, Najwa mau pergi ke sekolah lagi. "Itu pun setelah diiming-imingi ulang tahunnya akan dirayakan di restoran," kata Iin. Akibatnya, Najwa, yang seharusnya sudah di kelas IV sekolah dasar, baru duduk di kelas III. Pengalaman Najwa ini benar-benar dijadikan pelajaran bagi Iin. Dia dan keluarganya kini jarang berlibur, kecuali libur panjang akhir tahun ajaran.

Konsultan pendidikan anak usia dini Mutiara Padmosantjojo menilai wajar anak yang malas bersekolah lagi setelah berlibur. Menurut dia, gejala yang dikenal dengan holiday syndrome ini kerap dialami tak hanya oleh anak sekolah. Orang-orang dewasa yang bekerja pun sering mengalaminya.

Pada anak sekolah, kata Mutiara, biasanya terjadi karena orang tua tidak memiliki perencanaan acara yang matang dalam mengisi liburan. Anak-anak tidak bisa diajak berpikir secara abstrak, tapi harus secara konkret. Anak tentu senang ketika acara liburan disampaikan secara mendadak dan tidak terencana. Tapi kegirangan itu terkadang membuat mereka terlena. Akibatnya, anak-anak malas ketika harus kembali ke sekolah lagi.

Untuk menghindarinya, Mutiara menyarankan agar orang tua menyusun jadwal dan mensosialisasi rencana liburan jauh hari sebelumnya kepada anak. Akan lebih baik apabila rencana itu dituangkan dalam bentuk grafik. "Hari pertama acara apa, kedua apa, dan seterusnya," kata Mutiara melalui saluran telepon internasional di Singapura, Rabu lalu.

Acara sebaiknya disusun sedemikian rupa agar tidak memberatkan anak, mirip kegiatan olahraga yang memerlukan pemanasan dan pendinginan suhu tubuh. Mutiara mencontohkan, apabila terdapat 10 hari libur, acara-acara yang ringan sebaiknya dilakukan pada hari pertama hingga hari ketiga. Acara puncaknya dilakukan pada hari ke-4, ke-5, dan hari ke-6. Pada hari ke-7 dan ke-8 kembali isi acara liburan dengan hal-hal yang ringan agar perasaan anak lebih tenang.

"Setiap hari orang tua harus mengingatkan, 'Ini sudah hari libur kesekian, lo,'" Mutiara mengilustrasikan. Mutiara menganjurkan agar liburan diakhiri satu hari menjelang masuk sekolah, jangan terlalu mepet, agar ada waktu bagi anak untuk mempersiapkan keperluan sekolah dan mental.

Apabila anak tetap ngotot ingin menambah waktu liburan, orang tua boleh memberi iming-iming hadiah atau janji-janji. Namun, orang tua tetap harus konsisten dan menepati janji. "Sebab, yang terpenting esensinya adalah agar anak tetap ingat pada kewajibannya kembali ke sekolah. Tidak mengulur-ulur waktu." l ERWIN DARIYANTO

Sebelum Berlibur

1. Susun rencana liburan jauh-jauh hari sebelumnya, dan sampaikan kepada anak.
2. Buat program acara secara terperinci dari hari ke hari.
3. Buat dalam bentuk grafik.
4. Isi awal liburan dengan acara-acara yang ringan, kemudian puncaknya dilakukan pada tengah-tengah. Agar anak kembali tenang, dua hari menjelang liburan berakhir, isilah dengan acara yang ringan.
5. Ingatkan anak setiap hari bahwa ini hari liburan kesekian.
6. Jangan terlalu mepet mengakhiri liburan agar ada waktu buat anak untuk mempersiapkan mental dan keperluan sekolah.
7. Jika tidak terpaksa, usahakan tidak memberikan imbalan kepada anak.

Jumat, 09 Juli 2010

Koran Tempo Raih Sampul Muka Terbaik Surat Kabar Nasional



Sumber: www.tempointeraktif.com

Sabtu, 10 Juli 2010 | 01:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta -Koran Tempo mendapat emas dan perak pada anugrah Pressmart Indonesia Print Media Award 2010 dalam kategori suratkabar nasional.

"Ajang ini merupakan kesempatan baik utk meningkatan mutu visual, karena selama ini di tempat kami kualitas bahasa visual dihargai sama dengan bahasa tulisan, " kata Yuyun Nurrachman, Redaktur Desain Koran Tempo yang ditemui usai penghargaan di Annex Building, Wisma Nusantara Jakarta, Jumat (9/7)

Koran Tempo edisi 5 Mei 2009 dengan sampul muka yang separuh halaman bergambar bekas Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi dengan tuxedo hitam mendapatkan anugrah emas. Penghargaan peraknya jatuh untuk Koran Tempo edisi 30 Oktober 2009 dengan ilustrasi mulut buaya terbuka siap memangsa dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi, Chandra M. Hamzah dan Bibit S. Riyanto

Yuyun menyatakan selama ini cuman tulisan yang kerap dihargai. "Dengan adanya penghargaan cover, kami merasa benar sederajat, sehingga bisa dijadikan motivasi," ujarnya.

Andi Suraji,Wakil Redaktur Pelaksana Harian Kompas menyatakan ajang penghargaan sampul muka media cetak ini bagus untuk memotivasi front pagenya koran nasional agar desain artistik dan menarik. Kompas mendapatkan perunggu untuk sampul edisi 21 Oktober 2009

Dalam kategori Majalah Berita dan Bisnis, Majalah Tempo edisi 3-9 Agustus 2009 meraih perak, pemenang emasnya dianugrahkan ke Majalah Gatra edisi 26 Maret-1 April 2009.

Pressmart Indonesia Print Media Award kali pertama ini diikuti 354 karya sampul muka media cetak untuk 16 kategori.

DIANING SARI

Menjadi Whizer Andal

Dikutif dari Koran Tempo edisi Januari 10 JUanuari 2010

Seiring dengan pertumbuhan jumlah penggila Internet, profesi social media whiz atawa whizer mulai banyak dilirik.

Pitra Satvika tak menyangka, hobinya berselancar di dunia maya dan membuat blog sejak lima tahun lalu kini menuai berkah. Brand atawa merek terkenal menggandengnya, memberi tambahan pekerjaan. Tentu saja dengan imbalan yang menggiurkan.

Sejak pertengahan 2009, beberapa merek terkenal meminta Pitra me-review produk mereka untuk ditulis di blog pribadinya. Dalam kurun enam bulan, sekitar 15 merek terkenal meminta produknya diulas. Namun tak semua ia terima. "Hanya beberapa," kata Pitra kepada Tempo di Menara BNI, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, pada Rabu lalu.

Berkah jagat maya tak hanya dinikmati Pitra. Sejumlah blogger (narablog) lainnya juga menikmatinya, seiring dengan mulai getolnya brand terkenal menggandeng mereka. Fenomena ini dikenal dengan social media whiz. Di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa, gejala ini sudah merebak sejak sekitar tiga tahun lalu dan, belakangan, mulai menular ke Indonesia, yang pertumbuhan jumlah pengguna Internetnya cukup fantastis.

Whizer, sebutan untuk pegiat social media whiz, telah menjadi profesi di Negeri Abang Sam. Sebuah perusahaan merekrut secara khusus seorang whizer, biasanya dia seorang narablog, untuk menghidupkan brand account mereka. Tugasnya saban hari membuka situs jejaring sosial, seperti Facebook dan Twitter, menjawab komentar, melempar topik, dan memonitor sejumlah masukan.

Lalu, setiap pekan mendiskusikannya dengan pemilik brand. Pemilik brand ingin tahu apa saja yang dibicarakan orang tentang produk mereka dan bagaimana kemudian menjawabnya, sehingga menciptakan citra positif terhadap produk tersebut. Seorang whizer bisa menerima imbalan puluhan hingga ratusan juta rupiah per bulannya.

Hanya, di Indonesia, profesi ini masih menjadi pekerjaan sampingan. Pitra dan para narablog lainnya memiliki pekerjaan utama masing-masing. Pitra, misalnya, mendirikan sebuah konsultan media online.

Namun, ke depan, menurut seorang konsultan kehumasan Radityo Djajuri, prospek profesi ini akan semakin bagus. Ini didukung jumlah pengguna Internet di Indonesia yang terus meningkat, kemudahan akses Internet melalui ponsel, dan tarif yang kian murah. "Bahkan akses gratis melalui hotspot dan Wi-Fi," kata Radityo pada Kamis lalu.

Merebaknya pengguna Internet di Indonesia mau tak mau mendorong dunia kehumasan ikut berkembang. Kini dunia kehumasan memasuki era Public Relations 2.0. Aktivitas media relations-nya tak lagi sebatas di ranah media tradisional, tapi kini memasuki media baru. Masuk ke berbagai situs jejaring sosial.

Social media whiz menjadi salah satu bagian kegiatan Radityo sebagai konsultan humas. Sebelum ramai jejaring sosial di Internet, sejak awal 2001 Radit dan tim memoderasi lebih dari 40 mailing list di Internet. Dengan maraknya weblog, Radit mengelola setidaknya 20 weblog. Dengan pekerjaan ini, ia memperoleh pendapatan kotor Rp 50-70 juta per bulan. ERWIN DARIYANTO

Agar Dilirik Brand

Menjadi blogger atawa narablog yang dilirik brand terkenal boleh dibilang bukan perkara gampang. Umumnya, sejumlah brand akan menggandeng narablog yang sudah terkenal dan punya kemampuan mempengaruhi pembacanya.

Berikut ini beberapa kiat agar bisa menjadi incaran brand terkenal.

1. Mampu berinteraksi secara aktif di dalam social media. Melempar topik dan memberikan komentar atas topik yang dilempar narablog lain.

2. Hidup di dunia narablog, sehingga terbiasa melakukan apa yang menjadi budaya di lingkungan tersebut.

3. Menguasai bidang yang sedang dibicarakan dan memahami karakter calon audiens yang menjadi sasarannya. Misalnya, brand Acer atau Microsoft akan memilih narablog yang mengerti tentang teknologi.

4. Mempunyai kemampuan menulis yang baik dan menjawab komentar dengan menarik sehingga pembaca terus mengikuti kelanjutannya.

5. Memiliki kredibilitas di mata target brand/.

6. Selain aktif di dunia maya, narablog harus sering ikut acara "kopi darat" alias tatap muka. Biasanya job diberikan atas saran dari narablog senior. ERWIN | Pelbagai sumber

Paul Si Gurita Ramalkan Spanyol Kalahkan Belanda di Final

AP Photo/dapd, Roberto Pfeil

TEMPO Interaktif, Berlin - Paul Si Gurita meramalkan Spanyol menaklukkan Belanda sekaligus menjuarai Piala Dunia 2010.

Pilihan Paul tersebut disiarkan secara langsung melalui berbagai stasiun televisi di seantero Eropa, Jumat (9/7). Gurita paling terkenal sedunia tersebut terlihat duduk di sebuah kotak yang ditandai dengan bendera Spanyol beberapa menit sebelum mengambil sebutir kerang dan melahapnya.

Paul Si Gurita mengabaikan kotak yang ditandai dengan bendera Belanda. Hal tersebut menyiratkan Paul Si Gurita memilih Spanyol bakal menjuarai Piala Dunia 2010.

Sebelumnya, Paul Si Gurita memprediksikan Jerman menang melawan Argentina, Inggris, Australia, dan Ghana. Paul juga meramalkan Jerman kalah dari Spanyol dan Serbia.

Selain meramalkan final Piala Dunia 2010, Paul Si Gurita juga memprediksikan Jerman menang melawan Uruguay pada perebutan tempat ketiga pada Sabtu besok.

Perkiraan Paul Si Gurita berbeda dengan Mani Si Kakatua. Burung kakatua tersebut memprediksi Belanda menaklukkan Spanyol di final Piala Dunia 2010.

AP| KODRAT SETIAWAN

Kamis, 08 Juli 2010

kartu kredit, wartawan, pengacara, dan Polri

Tiga gadis yang masih belia, berseragam biru, rok selutut menghampiriku begitu aku keluar dari starbuck coffe, Plaza Indonesia. Mereka meminta aku mengggunakan produk kartu kredit sebuah bank tertentu. Berbagai rayuan dan iming-iming dia luncurkan agar aku terpikat. "Aku sudah punya kartu kredit," kataku.
"Kartu mas apa, ini akan ada potongan, hadiah, .....," rayunya.
Kesal dengan rayuan gombal ketiga gadis (jujur saaja lumayan cuantik), aku langsung berkata, "Maaf mbak saya cuma wartawan, masih kontrak lagi........," ucap ku lirih (sok bersahaja).
"O ya mas, maaf. Terimakasih," kata salah satu gadis yang mempunyai lesung pipit di pipi.

Sampai di rumah, telepon genggam jadul ku berdering. nomor tak aku kenal, tapi dengan sok akrab dan fasih dia melafal nama lengkapku. berbasa-basi sejenak, si penelpon yang mengaku dari sebuah bank langsung menawarkan kredit tanpa agunan dengan bunga ringan, plus hadiah black berry. dengan aneka bujuk rayu, namun ketika sekali lagi aku katakan sebagai wartawan kontrak, dia mengucapkan terimakasih dan menutup teleponnya.


Wartawan, Polisi, pengacara, bisa jadi tiga profesi yang paling dihindari bank penyedia kartu kredit, dan lembaga pembiayaan. Ternyata bukan karena orang yang menggeluti tiga profesi itu miskin-miskin. Baru kemarin aku tahu alasannya.... (selebihnya mungkin bisa dilihat di Koran Tempo edisi Minggu, 24 Agustus 2008).

Ketiga profesi tersebut dianggap tahu seluk-beluk atau Undang-undang Hukum Perdata, dan perbankan. maksudnya begini, ketika seorang mempunyai tunggakan kartu kredit, maka itu adalah urusan hutang piutang.
Utang-piutnag disini masuk dalam kasus perdata, dimana pemilik kartu kredit tidak bekewajiban melunasi semua tunggakan. Tetapi membayar sesuai kemampuan..
Praktek-praktek curang dari penyedia kartu kredit, menjadi salah satu senjata untuk membela diri bagi pemilik kartu kredit.
Apa saja praktek2 curang tersebut: Sebut saja misalnya, obral kartu kredit di pusat perbelanjaan tanpa melihat kemmapuan ekonomi nasabah, pemindahan data dari satu penyedia kartu kredit ke penyedia lainnya adalah juga bentuk pelanggaran.

Makanya jangan heran kalau saat ini muncul perusahaan jasa media penyelesaian sengketa kartu kredit. Tidak main-main, nasabah bisa mendapatkan potongan pembayaran hutang hingga 80 persen. Menyadari akan hal itu biasanya buru-buru bank mendekati nasabah yang mengalami tungggakan kartu kredit sebelum disambar pengacara. "Kalau langsung ke nasabah biasanya bank hanya memberi potongan 50 persen. Sementara kalau lewat pengacara potongan bisa mencapai 80 persen," kata seorang pengacara yang juga melayani jasa sengketa kartu kredit.

Mani, Si Kakatua Ramalkan Belanda Kalahkan Spanyol di Final

dikutif dari situs berita www.Tempointeraktif.com

(media.brisbanetimes.com.au)

TEMPO Interaktif ,Ketika Paul gurita di akuarim Sea Life Oberhausen meramalkan Jerman akan kalah dari Serbia di penyisihan grup, tidak seorangpun warga Jerman yang kesal. Namun sejak ramalan hewan tak bertulang belakang itu tepat ketika meramal Spanyol bakal mendepak Die Manschaft dari semi final sontak Paul menjadi hewan paling diburu.

“Lemparkan Paul di wajan penggorengan,” tulis harian Berlin, merangkum keinginan seluruh rakyat Jerman yang lebih menginginkan Paul menjadi santapan di atas piring.

Kini kemungkinannya akan terbalik. Warga Spanyol kemungkinan akan memburu Mani, seekor burung kakatua yang meramalkan Belanda akan mengalahkan Spanyol pada babak final untuk meraih gelar pertama Piala Dunia.

Mani sehari-hari menjadi asisten tuannya seorang peramal. Peramal itu yakin jika tebakan hewan peliharaannya jitu. “Saya yakin 100 persen, apapun yang dipilih Mani akan tepat,” kata peramal yang tidak disebutkan namanya tersebut.

Mani terbiasa membantu memprediksi hubungan cinta maupun keuangan para pelanggannya. Namun kali ini ia menebak tim Oranye yang akan meraih gelar. Keluar dari sangkarnya dengan langkah yang gontai, Mani berjalan ke depan dan memilih kartu putih di depannya yang di belakangnya terdapat bendera Belanda. Di sebelahnya padahal terdapat kartu putih berbendera Spanyol.

Laga final akan digelar di Soccer City, Johannesburg Minggu (11/7). Wasit Inggris Howard Webb akan memimpin laga ini.

Berikut link video Mani ketika memilih Belanda yang akan memenangkan Piala Dunia 2010.

http://media.brisbanetimes.com.au/national/selections/mani-the-parrot-tips-holland-1683104.html?&exc_from=strap

NYTIMES | BAGUS WIJANARKO

Rabu, 07 Juli 2010

Polisi Makan Polisi

Berita 'rekening gendut perwira polri' membuat kuping korps baju coklat memerah. Majalah Tempo yang menurunkan laporan itu diancam akan dipidanakan. meski akhirnya kedua belah pihak berdamai.
Terlepas dari itu, saya ingin lebih menyoroti soal keinginan polisi untuk menangani 'rekening gendut' ini ketimbang melibatkan pihak luar. KPK misalnya, atau tim gabungan seperti yang diusulkan Satgas dan disetujui Komisi Kepolisian Nasional.

Polisi makan polisi, begitu mungkin istilahnya.
Saya perlu menyoroti karena kalau benar pengakuan polisi, yang juga diakui oleh PPATK bahwa data pemilik rekening gendut itu adalah data yang sempat dilansir pada tahun 2005. Maka hasil penelususuranpolisi akan sama dengan tahun 2005 lalu.

Sedikit menengok kebelakang. Berita '15 rekening mencurigakan milik para jenderal' sempat muncul pada tahu n 2005. waktu itu bereddar beberapa jenderal sebagai pemiliknya. kabar simpang siur. Media akhirnya hanya menebak-nebak siapa pemilik rekening itu.
Sama seperti sekarang, Kapolri Jenderal Sutanto waktu itu menolak menyerahkan kasus ini ke KPK.

Hasilnya, polisi waktu itu mengumumkan bahwa 15 rekening itu wajar. Dalam konferensi persnya mereka mengatakan bahwa tidak ada yang janggal dari rekening itu.

Si jenderal A misalnya, disebut memiliki dana banyak dalam rekeningnya karena habis jual sawah berhektar-hektar.

Rekening milik Si jenderal B membengkak karena ada transfer dari bagian keuangan. uang itu adalah dana operasional. dan seterusnya-seterusnya. \

Kasuspun menguap begitu saja. Hingga kemudian Majalah Tempo menulis rekening gendut ini.

Jadi, yakinkah Anda polisi akan serius mengusut 'rekening gendut ini'?

Salam
Selamat beristirahat
Ki Senen