Beranda

Rabu, 17 Oktober 2012

Shahnaz: Mukjizat Saya Punya Anak

Alhamdulilah nemu artikel ini. Cerita sehari bersama Shahnaz Haque, yang saya tulis tahun 2008 lalu.  Silahkan menikmati.  Silahkan menikmati.
Foto by Abnonjakarta



Shahnaz: Mukjizat Saya Punya Anak




Memulai karier di dunia hiburan tanpa sengaja, Shahnaz Natasya Haque, 36 tahun, kini lebih banyak dikenal sebagai pembawa acara. Putri Indonesia Favorit 1995 ini membawakan beberapa acara di televisi swasta, radio, dan acara-acara langsung di luar media elektronik meski pernah membintangi beberapa judul sinetron. Pendeknya, Shahnaz punya lumayan banyak pengalaman di jagat hiburan.

Meski begitu, ia tak lantas melupakan studi. Adik Marissa dan Soraya Haque ini lulus dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia. "Itu pesan khusus dari orang tua agar tidak mengabaikan pendidikan," katanya.

Di antara macam-macam peran di dunia hiburan itu, mana yang paling menyenangkannya? Ternyata, bukan yang paling banyak menyumbang rupiah ke koceknya. Shahnaz mengaku menyukai membawakan acara di radio meski bayarannya lebih sedikit ketimbang dari acara televisi.

Komunikasi dua arah dengan pendengar membuat Shahnaz kesengsem. Artinya, Shahnaz tak terlalu mementingkan uang dalam pekerjaan. Bahkan, "Saya rela bekerja tidak dibayar asal menyangkut soal kemanusiaan." Tempo mengikuti kegiatannya Jumat dua pekan lalu.

Pukul 09.45
Studio Radio Delta FM
Ratu Plaza, Jalan Sudirman
Jakarta Selatan




Menggendong putri bungsunya, Mieke Namira Haque Ramadhan, 2 tahun, Shahnaz tiba di studio Radio Delta FM. Drummer Gilang Ramadhan, suami Shahnaz, hanya mengantar hingga di depan lobi Ratu Plaza.


Shahnaz tak langsung ke studio siaran. Jadwal siarannya baru pukul 10.00. Menunggu jadwal, dia duduk di sofa tamu dan bercengkerama dengan Mieke. Mieke adalah satu-satunya anak Shahnaz yang sering turut siaran di radio itu.

"Dia selalu saya ajak siaran," kata perempuan kelahiran Jakarta, 1 September 1972, ini. Bahkan sejak Shahnaz masih mengandungnya. Sesekali mengajak anak ke tempat kerja adalah salah satu cara Shahnaz dan Gilang menjalin kedekatan dengan tiga anak mereka: Pruistin Aisha Haque Ramadhan, 6 tahun, Charlotte Fatima, 5 tahun, dan Mieke.

Shahnaz memulai harinya sejak salat subuh. Dia membangunkan Pruistin yang duduk di bangku sekolah dasar dan Charlotte yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak. Ia memandikan dan membantu mereka mempersiapkan keperluan sekolah serta mengantar Mieke ke kelompok bermainnya sebelum siaran di Delta FM. Sarapan untuk keluarga disiapkan pembantu rumah tangga.

Mengurus ketiga anak lumayan menyita waktu putri bungsu pasangan Allen dan Mieke Haque ini. Karena itu, berolahraga disempatkannya ketika anak-anaknya libur. Pagi hari sebelum bekerja, Shahnaz dan Gilang juga berolahraga di sebuah pusat kebugaran di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan.

Menjelang pukul 10.00, Shahnaz masuk ke studio siaran. Mieke bermain bersama sekretaris Shahnaz dan angota staf Radio Delta.

Shahnaz bergabung dengan Delta FM sejak akhir Agustus 2004. Stasiun radio itu mengontraknya untuk membawakan program talk show "Indonesia Siesta". Acara itu disiarkan langsung saban Senin hingga Jumat mulai pukul 10.00 sampai 14.00.

 

Pukul 10.00
Ruang siaran Radio Delta FM


Pagi itu Shahnaz membawakan topik seputar ingar-bingar peringatan Kemerdekaan Indonesia yang ke-63 tahun. Satu stoples kacang telur, rujak bebek, buku Mawlana Syaikh Hisham Kabbano Ar Rabbani berjudul Pangeran Charles dan Kematian Putri Diana, serta buku tulisan Quraish Syihab tentang perempuan menemaninya selama siaran.

Interaksi dua arah antara penyiar dan pendengar menjadi alasan Shahnaz memilih dunia radio. Tak jarang dia mencandai pendengarnya. "Kalau di dunia televisi saya merasa berada di langit. Orang jarang yang menyapa saya saat bertemu di tempat umum," katanya. "Di (dunia) radio, orang tidak segan menyapa saya jika bertemu di tempat umum."

Shahnaz memulai kariernya sebagai model untuk majalah anak-anak Ananda ketika masih di sekolah dasar. Semuanya terjadi tak sengaja. Awalnya, ia kerap menemani kakaknya, Marisa, saat pemotretan sebagai model untuk majalah wanita Kartini. Ananda yang satu kelompok perusahaan dengan Kartini menjadikan Shahnaz sebagai model.

Pada 1993, Shahnaz terpilih sebagai None Jakarta II tingkat DKI Jakarta. Dua tahun kemudian ia dinobatkan sebagai Putri Indonesia Favorit. Wajahnya mulai menghiasi layar kaca saat ia bermain sinetron Salah Asoehan (1994). Beberapa sinetron yang pernah dibintanginya adalah Deru Debu II (1997), Olga Sepatu Roda, Kembang Setaman, dan Jembatan yang Tidak Terputus. Shahnaz juga aktif menjadi pembawa acara.

Meski nama Haque bersaudara sudah dikenal di dunia hiburan, Allen dan Mieke meminta anak-anaknya menyelesaikan studi hingga sarjana. Shahnaz menyelesaikan studinya di Fakultas Teknik Sipil Universitas Indonesia pada 1996.

Shahnaz tidak bekerja sesuai dengan latar belakang ilmunya. Ia memilih dunia hiburan. Ia juga sempat menjadi pegawai yang membantu Sarwono Kusumaatmadja di Departemen Kelautan dan Perikanan pada 1999.

Pukul 14.15
Kantin


Seusai siaran, Shahnaz salat zuhur dan mengajak Mieke makan siang di kantin di seberang studio Delta FM. Makan siangnya nasi, mi goreng, dan telur goreng ditemani segelas air putih. "Selain daging babi, saya makan semua jenis makanan," ujarnya sembari tersenyum.

Pukul 1
5.00
Perjalanan dari Ratu Plaza ke Kelapa Gading


Dari Ratu Plaza, menumpang mobil Tempo, Shahnaz ke La Piazza Plaza di Kelapa Gading, Jakarta Utara.



Selama perjalanan, dia bercerita tentang pengalaman yang membuatnya tak pernah meninggalkan salat. Kanker ovarium yang pernah dideritanya membuat dia selalu berusaha mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Kanker merenggut salah satu indung telurnya. Dia pesimistis bisa hidup lebih lama dan mempunyai anak ketika dokter menyatakannya terkena kanker. Kekhawatirannya tak berlebihan karena nenek dan ibunya meninggal lantaran menderita kanker indung telur.

"Di luar dugaan dan ini benar-benar mukjizat saya bisa memiliki anak, tiga putri yang cantik-cantik," kata Shahnaz. Syukurnya diwujudkan dengan janji akan menjaga dan merawat ketiga buah hatinya dengan baik. Demi mereka, ia kini sedang memikirkan untuk bekerja di rumah dan mengurangi aktivitas di luar. Apalagi Pruistin mulai mengeluh jika Shahnaz jarang berada di rumah.

Dia sudah menyampaikan niatnya kepada Gilang, penggebuk drum dan komposer itu. Putra penulis Ramadhan K.H. yang menikahinya pada Mei 2001 itu menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada Shahnaz. Tapi Shahnaz mengaku belum tahu pasti kapan akan mulai bekerja dari rumah. "Nanti kalau anak-anak benar-benar meminta."
Shahnaz mengaku bekerja tak semata mengejar materi. Dia mencontohkan, hasil yang diperolehnya dari membawakan acara televisi jauh lebih besar daripada bekerja di radio. Tapi dia tetap memilih di radio. "Saya rela bekerja tidak dibayar asal menyangkut soal kemanusiaan dan saya suka."

Shahnaz pernah menjadi duta campak UNICEF. Ia kini bergabung dengan organisasi Nurani Dunia, yang didirikan sosiolog Imam Prasodjo. Yayasan ini berfokus pada pembangunan kembali gedung-gedung sekolah yang rusak serta perbaikan permukiman penduduk miskin. "Di sini saya tidak mendapatkan imbalan materi. Tapi saya suka," kata dia.

Pukul 16.30
La Piazza Plaza, Kelapa Gading, Jakarta Utara

Shahnaz didapuk membawakan acara parade seni pertunjukan SMA yang diselenggarakan oleh Forum Apresiasi Seni Pertunjukan. Forum yang digawangi seniman teater Ratna Riantiarno, Wiwiek Sipala, Nungki Kusumastuti, dan Jabatin Bangun itu menyajikan pertunjukan seni budaya Nusantara untuk menyambut peringatan Kemerdekaan Indonesia.

Beberapa kru menyambut di halaman tengah La Piazza. Shahnaz mengganti blusnya dengan kaus putih yang disediakan panitia. Secangkir kopi espresso yang dipesan dari gerai kopi menemaninya selama menunggu acara yang baru akan dimulai pada pukul 19.00. Sebelum acara dimulai, Ratna dan Nungki mengajak Shahnaz makan malam di sebuah restoran Jepang, tak jauh dari tempat pertunjukan.



Acara dimulai. Shahnaz tampil tanpa rias wajah yang ringan. Shahnaz mengaku jarang merias wajahnya, kecuali untuk keperluan syuting televisi. Facial dan scrub juga jarang dilakukannya. Hanya sekali dalam sebulan dia pijat refleksi untuk mengusir letih.

Shahnaz mengaku jarang shopping. Tak seperti kebanyakan pesohor, ia tak terlalu pilih-pilih pakaian. Dia mau mengenakan jenis dan model apa pun. "Kalau suasana hati enak, model pakaian dan dari bahan apa pun enak dipakai." Soal kebutuhan rumah tangga, dia hanya berbelanja sekali sebulan.

Ketika parade seni berlangsung, Gilang datang menjemput bersama Pruistin dan Charlotte. Saat itu Shahnaz, yang tengah di luar panggung, langsung menghambur dan memeluk suaminya.

Maraknya berita perceraian di kalangan selebritas menjadi pelajaran berharga bagi Shahnaz dan Gilang. Menurut dia, musuh pernikahan adalah kebosanan. Supaya rumah tangganya selalu harmonis, pasangan suami-istri ini berusaha saling menghormati dan menjalin komunikasi.

Setelah berjalan sekitar dua jam, acara selesai. Seharusnya mereka langsung pulang. Tapi Pruistin dan Charlotte ingin sushi sebagai menu makan malam.

Pukul 21.00, Restoran Jepang

Restoran Jepang Takigawa di La Piazza menjadi tempat makan malam keluarga Shahnaz. Mereka terpaksa menunggu karena semua kursi terisi. Baru setelah 15 menit menunggu, kursi kosong didapatkan.

Shahnaz tak makan, ia hanya menemani Gilang dan ketiga putrinya. Menjelang puasa, Shahnaz berbagi kiat menjaga kebugaran. Kuncinya: perbanyak makan buah dan sayur saat menjelang berbuka atau bersantap sahur.

Pukul 22.15Makan malam keluarga selesai. Mereka pulang ke rumah di bilangan Pondok Kacang, Tangerang.






ERWIN DARIYANTO

2 komentar: