Beranda

Jumat, 31 Agustus 2012

Komunikasi dengan Anak, Pak Beye Tirulah Obama

artikel ini merupakan editorial yang saya tulis untuk www.edisi.hariandetik.com edisi Jumat, 31 Agustus 2012.



Bukan Salah Anak Tertidur
Foto by Vivanews


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terpaksa menghentikan pidatonya di puncak peringatan hari anak nasional Rabu lalu. Beberapa anak yang mengikuti acara itu tertidur. Dan sang kepala negara meminta anak-anak itu dibangunkan. Presiden ingin hadirin menyimak saat dia menyampaikan pidato berjudul "Bersatu Mewujudkan Indonesia Ramah Anak".
Ini bukan yang pertama kali sang Kepala Negara menegur hadirin saat dia berpidato. Sebelumnya Presiden juga pernah menegur seorang kepala daerah saat dia berpidato. Keinginan untuk diperhatikan saat berbicara di muka umum adalah hal yang wajar. Namun tentu harus dibedakan audien yang dihadapi saat itu. Sudah barang tentu materi pidato akan disesuaikan dengan audien.

Selasa, 28 Agustus 2012

Pak Presiden, Sampang Bukan Hanya Soal Intelijen

Artikel ini, selengkapnya bisa dibaca di www.edisi.hariandetik.com edisi Selasa, 28 Agustus 2012. 
 

Sampang Bukan Hanya Soal Intelijen

foto by Google


Miris. Sebuah peristiwa berdarah terjadi di hari yang masih dalam suasana Idul Fitri. Dua orang tewas dan puluhan rumah dibakar dalam penyerangan yang dilakukan terhadap kelompok Islam Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur. Ironinya ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi di tempat tersebut.

Senin, 27 Agustus 2012

Pesan Berahi dalam Gending Kutut Manggung


Foto by: www.gradesaver.com


Kutut Manggung. Pertama kali mendengar tembang itu saat umur saya masih sekitar 7 tahun. Bapak biasa melantunkan syair itu saat meninabobokan adik saya yang nomor 3 dan 4. Saat rewel, Bapak mengambil adik saya dari ayunan yang terbuat dari kain gendong. Caranya persis seperti mbok emban dalam serial ketoprak. Sambil mengayun-ayunkan bayi mungil di tangan, Bapak biasa nembang jawa.

Mulai dari tak lelo-lelo ledhung, putro nuswantoro, sampai kutut manggung. Biasanya dalam tiga atau empat lagu, si jabang bayi bisa terlelap. Saya dan mungkin juga Bapak tak perna terpikir untuk mencari makna dari setiap syarir yang dilantunkan. Baru akhir-akhir ini saya mencoba peduli dan mencari maksud tersirat dalam setiap lagu tersebut.

Tak banyak literatur yang mengulas makna dari tembang jawa tersebut. Bahkan nyaris tidak ada.

Sabtu, 04 Agustus 2012

Rokok dan Fatwa Haram Penukaran Uang





Ini dialog imajiner. Muncul saat ada fatwa oleh segolongan ulama yang mengharamkan penukaran uang receh di jalanan. Dialog terjadi di padukuhan Sumber Agung nun jauh di pelosok pinggiran kota Bengawan. Antara Kiai Mangun dengan Erwin, sepuluh tahun yang lalu. Kiai Mangun adalah salah satu tokoh ulama terpandang di desa berpenduduk 120 keluarga itu. Dia juga merupakan salah satu tokoh organisasi keagamaan di Jawa.


Erwin : Kiai, nuwun sewu, saya dengar ulama mengharamkan penukaran uang receh di pinggir jalan? Ini apa dasar hukumnya kiai?