Bulan puasa tiba. Dan seperti biasa setiap sudut ruang penuh dng nuansa agamis. Masjid dan langgar membludak jamaahnya.
Dan juga seolah sudah jadi tradisi warung-warung makan akan tutup disiang hari. Tempat hiburan juga tutup dimalam hari.
Tak tanggung-tanggung peraturan ini langsung dibuat pemerintah daerah. Katanya demi menghormati orang yang puasa. Kalau membantah, tentu ada sangsinya dr pemda.
Tak cukup sangsi, FPI tak jarang langsung menggerebek tempat hiburan yang nekat buka di bulan puasa.
Entah bisikan apa yang masuk ke telinga saya.
Pantaskah saya sebagai muslim minta orang lain menghormati puasa saya? Untuk apa?
Kalau sy mau, saya bisa makan di dapur, atau ditempat yang tidak diketahui orang.
Sy jadi teringat cerita pewayangan. Para ksatria dalam memburu wahyu, tidak pernah mengharap kemudahan, dihormati.
Arjuna si penerima wahyu makutoromo harus bertarung melawan musuh yg berwujud setan.
Atau Abimanyu yg menerima wahyu cakraningrat. Digoda dengan berbagai kemewahan, wanita canntik. Namun tetap saja khusuk dalam niat dan ibadah.
Tidak bisakah orang yang berpuasa juga menghormati yang tidak puasa. Yang mungkin kesulitan cari warung makan disiang hari.
Tidak bisakah ibu pemilik warung nasi itu mencari nafkah untuk merayakan lebaran.
Selamat menjalankan ibadah puasa ki sanak.
Kami sekeluarga mohon maaf atas segala salah dan khilaf.
Semoga Allah menerima ibadah kita. Amiin
Salam
Ki Senen
saya suka cara pandang anda :-) salam kenal
BalasHapusTerimakasih mbak... salam kenal juga. senang berkenalan dengan Mbak Naya
Hapus