Jembatan Tenggarong |
Proses pembangunan jembatan, dari perencanaan sampai pembangunan dikerjakan, dinilai Djoko sesuai dengan prosedur. Perancangan dan perencanaan proyek dikerjakan oleh PT Perencana Jaya. Sedangkan pembangunan jembatan dilakukan oleh PT Hutama Karya (Persero). Semua spesifikasi material yang digunakan, kata Djoko, sudah bagus. "Mulai dari kabel utama, kabel gantung, dan konstruksi fondasinya."
Jembatan juga pernah diuji coba dengan memarkir kendaraan besar hingga memenuhi jembatan. Hasilnya, jembatan dinyatakan siap dan kuat. Bahkan jembatan juga diuji lembaga dari Virtual Circuit Identifier (VCI). "Mereka menyatakan jembatan bagus," ujarnya.
Sumber Tempo, menyebutkan kabel penyambung bisa lepas akibat human error, semisal saat perawatan. Pekerja hendak menyetel penghubung supaya kembali ke posisi awal, tetapi justru sebaliknya. Adapula sebab lain seperti karat atau bahan yang dipakai tak sesuai perencanaan.
Kepala Kepolisian Kalimantan Timur Inspektur Jenderal Bambang Widaryatmo mengatakan pihaknya masih terus mengumpulkan keterangan saksi-saksi berkaitan dengan peristiwa tersebut. "Kami terus kumpulkan, termasuk semua dokumen yang menyangkut jembatan dari awal sampai pengerjaan," ujarnya.
Direktur Utama Bukaka Teknik Utama, Irsal Kamaruddin, mengakui rangka besi Jembatan Mahakam II adalah buatan pabriknya. "Tapi bukan untuk jembatan gantung," ujarnya.
Kontrak pesanan rangka besi Kementerian Pekerjaan Umum senilai US$ 92 juta dilakukan pada 1995. Total ada empat kontrak. "Yakni rangka besi untuk jembatan girder, rangka besi jenis trust A, rangka besi jenis trust B, dan jembatan semipermanen (SP)." Semua rangka ini dikirim ke Aceh, Sulawesi, Kalimantan, termasuk ke Kalimantan Timur, untuk membangun jembatan Tenggarong.
Sumnber: Koran Tempo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar