Beranda

Rabu, 16 Mei 2012

Mengapa Mesti Takut Sama Lady Gaga

Ki  Sanak, saya bukan pendukung apalagi penggemar Lady Gaga. Namun begitu, Selasa sore warta soal kepolisian yang tak mengizinkan konser penyanyi dari Amerika itu rame dibincangkan di twitter. Sehingga saya usulkan untuk jadi bahan Editorial. Kebetulan saya mendapat jatah piket, nulis Editorial.  Tulisan itu bisa disimak di sini

Atau yang kesulitan membuka, ini naskah aslinya:


Kenapa Takut Kepada Lady Gaga

Kepolisian membatalkan konser Lady Gaga. Ada tiga hal yang disebut sebagai alasan. Gaya berpakaian yang dinilai mengumbar aurat, tidak sesuai dengan adat budaya timur, dan berpotensi menimbulkan benturan di masyarakat. Alasan yang terkesan mengada-ada. Pertama,
soal gaya berpakaian yang mengumbar aurat. Tentu ini bisa diatur. Pihak yang keberatan bisa meminta promotor agar Lady Gaga menggunakan busana sesuai adat ketimuran. Dan ini bukan hal yang sulit. Terbukti pelantun Born This Way saat menggelar konser di Korea, Hong Kong dan Jepang menggunakan baju tertutup, alias tidak mengumbar aurat.
Kedua, tentang ketidaksesuaian dengan budaya timur. Masuknya budaya ke Indonesia bisa melalui berbagai cara. Bukan semata atas hadirnya Lady Gaga. Melainkan banyak media. Seperti televisi, dan internet yang tak bisa dibatasi. Orang dengan mudah mendapatkan video atau gambar penyanyi kelahiran New York 28 Maret 1986 itu. Kalau mau interospeksi diri sebenarnya banyak tontonan media televisi di tanah air yang menyalahi tradisi ketimuran.
Ketiga, soal gangguan keamanan. Ini terkait ancaman salah satu organisasi masyarakat yang akan merazia konser penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta itu. Alasan ini agak kurang bijak. Kepolisian dipaksa tunduk pada perintah satu organisasi masyarakat tertentu. Sementara warga lain yang mengingingkan hiburan tak mendapat perlindungan keamanan. Tentunya aparat bisa memuaskan kedua belah pihak. Meminta Lady Gaga tampil dengan busana sopan dan sesuai adat ketimuran, serta menjamin penonton mendapat perlindungan keamanan.
Kepada pihak promotor, kepolisian bisa meminta agar melakukan seleksi ketat terhadap calon penonton. Seperti di Korea misalnya, diterapkan aturan bahwa penggemar yang berusia kurang dari 18 tahun dilarang menyaksikan konser. Pelarangan konser Lady Gaga hanya akan memperpanjang bagaimana kebebasan berekspresi semakin dibatasi. Sebelum ini ada pelarangan buku, dan pembubaran diskusi Irshad Manji.
Masyarakat di negeri ini sudah cukup cerdas untuk memilih pertunjukan berkualitas. Jika moral yang menjadi alasan, lembaga keagamaan bisa menanamkan keimanan pada umatnya. Dengan benteng keimanan, pengaruh negatif dari sebuah konser, buku, video maupun tayangan televisi bisa ditangkal. Tak ada yang perlu ditakutkan dari sebuah konser Lady Gaga.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar