Kembali ketiban sampur. Nulis editorial. Redaksi sepakat menurunkan tema pilkada DKI dengan angle pilihan warga Jakarta. Ada fakta baru dan menarik. salah satunya calon independen bisa mengalahkan pasangan yang diusung Partai Golongan Karya. silakan selengkapnya
klik di sini
selamat hari Kamis ki Sanak
Karena Warga Jakarta Inginkan Perubahan
Mengejutkan.
Hasil hitung cepat pemilihan umum kepala daerah DKI Jakarta putaran
pertama di luar perkiraan sejumlah Lembaga Survei. Prediksi bahwa
pasangan Fauzi Bowo-Nazhrowi Ramli bakal mengalahkan pasangan Joko
Widodo- Basuki Tjahaja Purnama dan keempat calon lainnya dengan
mudah, gugur. Nyatanya pasangan yang populer disebut Jokowi-Ahok
mengungguli Fauzi Bowo. Ini kejutan pertama.
Kedua,
perolehan suara calon dari jalur independen Faisal Basri – Biem
Binjamin oleh sejumlah lembaga survei disebut mengalahkan pasangan
Alex Nurdin – Nono Sampurno yang didukung Partai Golongan Karya.
Kenyataan ini tentu bukan hanya karena kecilnya perolehan suara
Partai Beringin itu di Ibukota yang hanya bisa menempatkan tujuh
wakilnya di Senayan.
Dua
fakta ini cukup menarik. Jokowi – Ahok yang dari daerah bisa
mengalahkan pasangan incumben. Sementara Faisal Basri-Biem Benjamin
mengungguli calon yang diusung salah satu partai terbesar di Negeri
ini. Kesimpulannya, warga Jakarta menginginkan adanya perubahan.
Harapan munculnya tokoh baru yang bakal memimpin bekas kota Batavia
ini begitu tinggi. Hingga janji-janji yang disodorkan oleh partai
politik selama masa kampanye tak mempan mempengaruhi pilihan warga.
Ini
jelas pekerjaan rumah terberat bagi partai politik. P
Faisal
mampu memberi alternatif pilihan di tengah menurunnya kepercayaan
masyarakat kepada partai politik. Dia mampu membuktikan bahwa tanpa
mesin partai, dan uang yang banyak bisa memperoleh banyak dukungan.
Bahkan mengalahkan Partai Golkar yang melimpah modal dan jaringannya.
Keberhasilan Faisal akan memberi motivasi tokoh lainnya untuk maju
melalui jalur independen.
Pemilihan
kepala daerah DKI Jakarta belum usai. Namun pesan sudah bisa
ditangkap. Warga Jakarta ingin perubahan, dan mungkin juga ini akan
diikuti daerah lain. Partai tak lagi bisa hanya mengandalkan kekuatan
uang dan mesin politik. Komunikasi harus dijalin sejak awal. Bukan
dengan janji-janji tapi masyarakat perlu bukti. Harapan akan adanya
perubahan itu pasti muncul. Partai harus jeli dan cerdas menangkap
keinginan itu.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar