President Suite Room, Hotel
International Waldorf Astoria, Amerika Serikat 1956. Presiden Sukarno
tengah dalam lawatannya ke Negeri Paman Sam tersebut. Guntur
Soekarnoputra, sang putra sulung presiden pertama Indonesia itu turut
serta dalam rombongan. Menempati lantai kamar di salah satu lantai
Guntur ditemani seorang ajudan. Di hotel tersebut ada 4 lift yang
masing-masing dijaga seorang perempuan cantik.
Seperti biasa usai seharian mengikuti
kegiatan kenegaraan, rombongan presiden beristirahat di kamar. Di
kamar Guntur ditemani seorang ajudan. “Sebut saja namanya Pak X,”
kata Guntur dalam buku, Bung Karno, Bapakku, Kawanku, Guruku. Mereka
memang terpaut jauh secara usia. Berada di dalam kamar dengan hanya
berteman siaran televisi tentu menjenuhkan. Terutama bagi pak X.
Maka dengan berbagai alasan, Pak X
mencoba ke luar kamar. Guntur yang saat itu masih kanak-kanak tentu
tak mau ditinggal. Namun bukan orang tua, kalau tak bisa mengakali si
anak. Kebetulan rokok Pak X kehabisan rokok, maka digunakanlah alasan
ini: Pak X (X), Guntur (G).
Pak X : Mas Pak X turun dulu ya,
mencari rokok?
G : Halah di sini aja, Pak. Saya kan
jadi sendirian.
Pak X : Rokok habis nih. Mulut asem.
G : Udah gak usah ngerokok, makan
permen saja. Itu di koper saya ada permen enak.
Pak X : Halah sebentar aja kok Mas.
Tidak lebih dari 10 menit..
G : Betul lho gak lebih dari 10 menit
Pak X : Iya...iya.. 10
meniiittttttttt..
Setelah Pak X pergi jadilah Guntur
sendirian di kamar. 10, 20, 30 menit namun Pak X tak kunjung kembali.
Hingga hampir satu jam, yang ditunggu tak kunjung kembali. Maka
Guntur bermaksud menyusul. Di depan lift Guntur bingung. Beberapa
kali tombol dipencet, tapi lift tak bisa berhenti.. naik...turun
lagi, naik.. turun lagi. Saking dongkolnya, Guntur akhirnya
mendiamkan lift sampai berhenti sendiri.
Saat berhenti, keluarlah Pak X dengan
nafas terengah-engah sambil menyeka keringat. “Ah, mas Pak X hampir
matiiiii, liftnya rusak gak bisa berhenti,” kata Pak X meyakinkan
Guntur.
Keesokan harinya, rombongan Presiden
Sukarno berniat meninggalkan hotel tersebut. “Pak jangan pakai lift
itu, liftnya rusak,” kata Guntur kepada bapaknya saat akan
menggunakan lift tersebut. “Oh iya, masa mas?,” jawab Sukarno.
“Iya waktu kemarin dipakai Pak X,
liftnya tidak bisa berhenti,” kata Guntur.
“Eh.....Miss... it is out of order?,”
Sukarno bertanya kepada petugas perempuan yang memang ditugaskan
menjaga masing-masing lift.
Belum juga penjaga itu menjawab, Pak X
sudah menimpali. “B...b...b...betul Pak, liftnya kemarin maacet,”
kata dia dengan gemeteran. “Tuh bener kan pak, aku kemarin nungguin
sampai setengah jam,” kata Guntur.
Presiden Sukarno melirik ke arah ajudan
tersebut. Sang ajudan antara tersipu, dan takut. “Wes ayuk, naik
lift ini. Lift ini gak rusak kan Pak X?,” tanya Bung Karno.
“Ti....ti...tidak Pak,” kata Pak X. Rupanya Bung Karno tau yang dilakukan sang ajudan malam sebelumnya. “GRAGAS (rakus) kamu,” kata Bung karno sambil
melirik ke arah ajudan tersebut. Sang ajudan hanya tersipu malu.
Dan setelah sekian lama, barulah
akhirnya Guntur tau alasan lift yang membawa Pak X tak bisa berhenti.
Apalagi di dalam lift itu ada satu perempuan cantik yang menjaga.
Heheheh.... tangga bercinta ajudan Bung Karno
Tidak ada komentar:
Posting Komentar