Selamat pagi, selamat berkarya. Artikel ini merupakan editorial yang saya tulis untuk www.hariandetik.com edisi Jumat 19 Oktober 2012.
Pemerintah Harus Bijak Mengelola Utang
Total
utang pemerintah Indonesia sampai September kemarin tercatat Rp
1.975,62 triliun, atau bertambah Rp 166,67 triliun dari tahun 2011
lalu. Jumlah tersebut juga melampaui dari yang ditargetkan
pemerintah hingga akhir 2012 yakni sebesar Rp 1.937 triliun. Hingga
bulan ke sembilan tahun ini tercatat rasio utang terhadap pertumbuhan
domestik bruto mencapai 27,3 persen. Sekali lagi ini juga melewati
angka yang dipatok Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yakni rasio
utang harus ditekan maksimal 22 persen.
Memang
angka rasio utang terhadap PDB masih di bawah 30 persen. Namun
melihat data bulan September, Jumlah utang yang terus bertambah dan
rasio terhadap PDB yang meningkat jelas ini suatu peringatan.
Pemerintah harus hati-hati dalam mengelola utang. Apalagi negeri ini
selalu menghadapi persoalan rendahnya penyerapan anggaran. Selalu
terjadi masalah klasik di negeri ini, yakni penyerapan anggaran
terjadi di akhir tahun.
Tahun
2011 misalnya. Pada bulan November penyerapan anggaran baru 69
persen, namun melonjak menjadi 87 persen di akhir tahun. Angka ini
merupakan yang terburuk dari tiga tahun sebelumnya. Tidak tepat dan
rendahnya penyerapan anggaran jelas menghambat pertumbuhan ekonomi
yang secara tidak langsung bakal menambah rasio utang kita.
Berhutang
jelas bukan barang yang haram, apalagi harus ditakuti. Faktanya
Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia memang masih sulit
terlepas dari defisit dan utang. Trauma dengan pengalaman semasa orde
baru karena banyak utang yang disalahgunakan harus diakhiri. Namun
pemerintah harus menjamin dan bekerja keras agar rasio utang terhadap
PDB tidak sampai menyentuh angka 30 persen.
Utang
harus dikelola secara transparan dan harus sepenuhnya dimanfaatkan
untuk hal yang produktif, misalnya membangun infrastruktur, dan
proyek yang bisa menggerakkan roda perekonomian. Pemerintah juga
harus memperbaiki penyerapan anggaran agar tidak selalu terjadi pada
akhir tahun. Tujuannya agar tidak ada uang hasil pinjaman yang
nganggur. Apalagi tidak semua pinjaman pemerintah itu gratis. Banyak
diantaranya merupakan utang berbunga, sehingga pemerintah harus bijak
mengelolanya.
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar