Artikel ini saya posting, setelah melihat komunikasi mbak Shahnaz Haque dengan salah satu followernya di twitter. Saya teringat, pada kurun waktu 2008 - 2010 saat masih di Koran Tempo pernah ditugasi mengelola rubrik Keluarga. Salah satu artikel yang pernah saya tulis adalah soal menyiapkan anak menghadapi perceraian orang tua. Saya lupa edisi kapan? Dan saya gagal mencari file maupun arsipnya. termasuk melalui Google.
Hanya saya menemukan artikel ini; (semoga bermanfaat)
Membantu Anak Hadapi Perceraian Orangtua
Foto ilustrasi by Femina |
Masalah
keluarga tentu ada saja berbagai permasalahan yang timbul, bahkan
konflik perceraian pun bisa terjadi jika pasangan satu sama lain
sudah tidak ada lagi saling pengertian dan komunikasi yang baik.
Setiap pasangan suami istri pasti tidak pernah menginginkan adanya
perceraian dalam pernikahan mereka.
Namun bila memang hubungan
pernikahan Anda tidak dapat diselamatkan lagi sehingga perceraian
merupakan sesuatu yang tak terhindarkan, Anda harus baik-baik menyampaikan hal
tersebut pada anak Anda karena perceraian merupakan sebuah peristiwa
emosional yang dapat mengubah hidup seluruh anggota keluarga Anda,
termasuk anak-anak.
Tips-tips berikut dapat Anda praktekkan untuk membicarakan masalah masalah keluarga terutama konflik perceraian tersebut pada anak agar tidak stres, serta terhindar dari masalah kejiwaan. Bila memang Anda dan pasangan telah memutuskan bahwa tidak ada jalan lain yang bisa ditempuh.
Siapkan diri
Perceraian memang menyakitkan, jadi bersiaplah bila anak Anda melampiaskan segala ekspresinya saat Anda membicarakan tentang perceraian. Jawablah setiap pertanyaan yang diajukan anak dengan jujur serta bantulah saat mereka bersikap emosional seperti sedih atau marah. Meskipun Anda telah memutuskan bercerai, namun Anda harus tetap berperan sebagai orangtua untuk membantu anak-anak Anda melewati saat-saat sulit tersebut.
Momen yang tepat
Kumpulkan semua anak Anda pada akhir pekan dan beritahukan pada mereka bahwa Anda ingin menyampaikan sesuatu yang penting. Dengan demikian bila anak-anak Anda kecewa terhadap apa yang Anda sampaikan, mereka masih memiliki waktu untuk memulihkan kondisinya dan menerima kenyataan tanpa terganggu aktivitasnya seperti sekolah atau bekerja.
Hadapi bersama
Hadapi anak bersama-sama dengan pasangan Anda meskipun Anda berdua telah memutuskan bercerai. Jangan memberikan tanggung jawab hanya pada satu pihak saja, sementara pihak yang lain tidak ingin turut campur saat menyampaikan masalah perceraian ini pada anak-anak Anda. Bersikaplah sebagai layaknya orang dewasa dan kesampingkan permasalahan yang Anda berdua hadapi agar Anda berdua menemukan cara yang tepat untuk menyampaikan masalah keluarga dalam perceraian ini pada anak-anak Anda.
Dengarkan pendapat anak
Terimalah segala pendapat yang disampaikan oleh anak Anda selama Anda menyampaikan masalah perceraian tersebut. Minta maaflah dan yakinkan pada anak-anak bahwa Anda dan pasangan tetap mencintai mereka meskipun Anda dan pasangan tidak bersama-sama lagi dengan mereka.
Jangan saling menyalahkan
Selesaikan segala masalah dengan damai, jangan menambah masalah baru dengan saling menyalahkan antara Anda dan pasangan. Selain itu, yakinkan juga anak-anak bahwa perceraian yang harus Anda lakukan bukanlah karena kesalahan mereka. Karena saat merasakan kesedihan, seorang anak akan menjadi sangat sensitif dan terkadang menyalahkan diri mereka sendiri untuk sesuatu yang bukan kesalahannya.
Manfaatkan jasa konseling
Bila setelah sekian lama anak-anak Anda masih belum bisa menerima masalah keluarga yang terjadi dengan kedua orangtuanya karena perceraian dan berimbas negatif pada kehidupannya seperti menjadi pemurung, agresif atau menurunnya prestasi di sekolah, Anda bisa memanfaatkan jasa konseling anak untuk mengatasi permasalahan pada anak-anak. Jasa konseling anak dapat membantu Anda untuk menangani masalah yang terjadi pada anak Anda dengan penuh kesabaran serta memberikan pengertian-pengertian, sehingga anak-anak Anda akan dapat melalui masa-masa sulit tersebut.
Sumber : http://www.melindahospital.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar