Beranda

Selasa, 09 Desember 2014

Simbah dan Tantangan Media Online





“Media Online ini sukanya merusak tata bahasa,”. Kata Simbah yang duduk menikmati secangkir kopi di teras rumah sambil 'memainkan' komputer tablet hadiah sang menantu awal Desember lalu.

Jemari tangannya mengusap layar tablet yang bertumpu pada punggung paha kakinya dan berhenti ketika ada berita yang menurut dia menarik. Sudah dua bulan di rumah tak lagi langganan koran cetak, ataupun majalah.

Sebagai gantinya Simbah mengisi pagi harinya dengan membaca berita di media Online melalui iPad atau Tablet yang dipinjam dari Pakdhe atau Budhe. Sejak era digitalisasi informasi, Pakdhe mulai tak langganan koran dan media cetak lainnya.

Maklum dia manusia super sibuk dengan segudang aktivitas sehingga gak sempat baca koran. Sebagai gantinya dia selalu mengupdate informasi dari media online. Kebiasaan itu dia tularkan ke Simbah yang kini mengancik usia 73 tahun.

Sebagai penikmat berita dan penyuka sastra Simbah mengaku tak nyaman membaca berita Media Online.
Apalagi yang jika berita itu ditayangkan hanya demi mengejar kecepatan dan sensasi. “Ini coba judulnya hanya cari sensasi saja,” kata Simbah sambil menunjuk sebuah berita yang judulnya diawali dengan kata, 'Dahsyat!,...Begini.. Inilah, dll..

Simbah kemudian membandingkan dengan koran yang dia baca sebelum kami berhenti langganan. Kata Simbah yang mantan guru bahasa Indonesia itu, artikel di koran lebih enak dibaca, dan dinikmati.

Meski sebenarnya menurut Simbah, kemampuan jurnalis sekarang untuk menyajikan berita yang benar-benar enak dibaca, dan 'nyastra' mulai berkurang. “Tapi koran dan majalah lebih enak dibaca sambil ngopi,” kata Simbah sambil menyeruput kopi yang tinggal ampasnya itu.

Di tengah asyik 'mencela' Media online, Pakdhe muncul dari balik pagar rumah sambil mengelap keringat yang masih membasahi tubuhnya usai lari mengelilingi komplek.

“Ya beda tho Mbah, antara media online, koran dan majalah itu. Khususon karakter pembaca mereka” kata Pakdhe sambil perlahan melepas tali sepatunya.

Menurut Pakdhe, pembaca media online adalah mereka yang ingin mendapatkan informasi secara cepat. Misalnya kejadian rapat paripurna di DPR yang dilaporkan setiap detik kejadianya. Pembaca media online tak perlu mendapatkan detail cerita yang muluk-muluk.

Sehingga kata Pakdhe, berita di media online biasanya pendek-pendek namun tetap terpenuhi unsur 5W+1H. Karena mengejar kecepatan tak jarang redaksi luput mempertahankan akurasi. Misalnya typo atau salah ketik.

“Tapi juga gak harus pakai judul yang fantastis kelessss,” saut Simbah yang sok menggunakana bahasa gaul.

“Begini simbah selain tak mau baca berita yang panjang di layar, pembaca online juga cenderung tertarik pada berita-berita yang judulnya keren, dan mungkin bombastis serta mohon maaf terkadang 'menjual' kata-kata seksi atau vulgar,” kata Pakdhe dengan nada bijak, maklum dia memang dikenal jago lobi.

Pembaca media online menurut Pakdhe tak banyak yang suka dengan berita-berita serius, banyak menampilkan data atau hitungan njlimet. Nah wartawan di media online dengan fakta-fakta itu harus mampu menampilkan berita yang menarik pembaca untuk mengeklik.

“Jadi tantangan wartawan media online itu, harus bersaing dengan televisi dan radio, mampu menampilkan berita dengan judul yang bisa menarik pengeklik alias pembaca, “ papar Pakdhe.

“Apakah berita dengan judul menarik mematuhi kaidah tata bahasa dan sedikit nyastra tak banyak yang baca,” tanya Simbah.

Nah menurut Pakdhe, itu juga menjadi tantangan bagi wartawan di media online. “Mampu menampilkan berita dengan judul yang tidak menyalahi tata bahasa, sedikit nyastrawi tapi menarik pembaca media online untuk membaca sehingga bisa meningkatkan Pageview, serta unique visitor,” kata Pakdhe.

“Opo kuwi pageview ama unique visitor iku,” tanya Simbah.

Sayang Pakdhe keburu menyambar handuk dan bergegas ke kamar mandi. “Besok disambung lagi Mbah,” jawab Pakdhe.

Dan sayapun menutup laptop saya mengakhiri catatan atas adegan dialog Padhe dan Simbah di teras rumah.

Selamat malam kawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar