Beranda

Rabu, 14 Juli 2010

serbuan gadget, dan Tergusurnya Media Cetak

Akankah tablet gusur Netbook?
Itu judul berita di harian Bisnis Indonesia Rabu, 14 Juli 2010, yang bersumber dari penelitian Barclays Capital awal Juli ini. Baru beberapa bulan diluncurkan produk komputer tablet ini sudah terjual 15 juta di Indonesia. dan akan tumbuh menjadi 28 juta pada 2011.

Kepopuleran komputer tablet disebut-sebut akan memangsa komputer pribadi tradisional dan notebook. Ini masuk akal, karena dipasaran Apple Ipad salah satu dari komputer tablet dibandrol dengan harga kurang dari Rp 6 juta. Sementara notebook dipasaran masih dibandrol dngan harga Rp 6,6 juta.

Selain aplle diperkirakan HP, Dell dan mungkin yang lainnya akan menyusul diparuh kedua 2010 ini.

Nah barusan saja baca artikel di Koran Tempo, edisi 4 Agustus Research in Motion juga berencana meluncurkan "papan tulis digital". Blackpad namanya. Malah rencananya akan diluncurkan November tahun ini.


Gadget-gadget tersebut tentu akan tampil dengan keunggulannya masing-masing. Bagi social media worker jelas sangat membantu. bagi yang keranjingan situs jejaring sosial jelas semakin dibuat terlena. Bagi media pemberitaan, khususnya cetak: Siap-siap saja.

Fasilitas aplikasi epaper yang dicantolkan ke perangkat tersebut jelas makin memanjakan penggunanya. Tak perlu langganan koran, tak perlu ribet membolak-balik halaman. Cukup sekali sentuh, layar sudah beralih ke halaman selanjutnya. Tak banyak kertas terbuang, tak banyak sampah. Tak banyak pohon bertumbangan untuk dijadikan bahan kertas. Praktis, dan ramah lingkungan bukan?

Nah, berbicara ramah lingkungan. Akhir bulan lalu saya menerima tagihan pembayaran pemakaian telepon genggam saya. Providernya XL.

Surat tagihan berikut perincianya dikirim lewat surat elektronik. Ini sudah hampir setahun dilakukan XL. Alasanya, demi menghemat penggunaan kertas sehingga tidak mencemari lingkungan. .


Untuk membuat satu lembar kertas berukuran koran konon dibutuhkan 1 meter kubik kayu. Bisa dibayangkan berapa meter kubik kayu habis untuk memenuhi kebutuhan kertas di Indonesia. Jadi kalau bisa menghemat kertas, kenapa tidak?

Memang ancamanya, pelanggan media cetak banyak yang beralih ke media digital.

Wassalam.

Ki Senen

Tidak ada komentar:

Posting Komentar