Beranda

Senin, 12 Maret 2012

Dulu Sabak Sekarang iPad





Sabak dan Grib (buku-lawas.blogspot.com)
Selasa pagi, untuk pertama kalinya Bapak ikut mengantar Najma ke sekolahnya. Di tengah gerimis kami menyusuri jalan Kramat Sentiong, Raden Saleh, dan akhirnya Jalan Cikini Raya 74-76. Kami hanya mengantar sampai pintu gerbang SD Perguruan Cikini. Setelah menyalami dan mengecup Najma, kami pun kembali.

Dalam perjalan pulang itulah, Bapak kemudian mengaku heran dengan situasi dunia pendidikan saat ini. “Emang kenapa Pak,” aku bertanya. Bapak menghela nafas sejenak sambil menyulut sebatang rokok Dji Samsoenya.


iPad
beliau heran dengan peristiwa yang baru saja terjadi di gerbang Perguruan Cikini. Seorang guru menyambut kedatangan murid-muridnya di depan sekolahan. Menyalami satu persatu siswa, dan memberi semangat. Tak jarang beliau membetulkan pakaian murid yang kelihatan tidak rapi, khususnya siswa kelas 4 ke bawah. Bagi saya itu sudah biasa, karena bukan kali ini saja, hampir setiap hari. Tak hanya guru, kadang Kepala Sekolahpun menyambut kedatangan siswa di depan gerbang. Entah apa maksudnya. Yang pasti tentu niatan yang mulia dan baik.

Lalu, Bapak saya cerita. Pada zamannya dulu, yakni sekitar tahun 60-an, muridlah yang datang lebih awal dan menyambut kedatangan guru di depan gerbang sekolahan. Siswa-siswa itu berebut menyalami guru. Bahkan saat sang guru belum turun dari sepeda kumbangnya, para siswa berlomba untuk membawakan tas beliau ke kantor. Panjang lebar Bapak cerita soal dunia pendidikan pada zamannya. Selain ilmu pengetahun, siswa juga ditanamkan pelajaran budi pekerti. Mungkin kalau sekarang Pendidikan Kewarganegaraan.

Tapi menurut Bapak, beda. Entah model pelajaran seperti apa budi pekerti itu, karena Bapak mendadak bertanya tentang alat beberapa murid di teras sekolahan yang tengah memegang sebuah alat, berbentuk kotak. “O itu iPad, komputer tablet Pak,” aku mencoba menjelaskan fungsi dan kegunaan iPad.

Sekali lagi Bapak terheran-heran. Pada zamannya dulu, anak sekolah menggunakan Sabak sebagai alat tulis. SABAK & GRIB adalah alat tulis zaman dahulu sebagai pengganti buku tulis.
Dipakai pada zaman penjajahan untuk anak anak sekolah Sabak adalah papan sebagai bukunya dan grib sebagai pensilnya. Ukuran  Sabak :  22,5 cm x 18 cm, kurang lebih sama dengan ukuran iPad saat ini.

Pada masa sekarang, bahkan saya sendiri belum pernah melihat wujud Sabak dan Grib. Obrolan kami terhenti, kami harus sarapan di sebuah warung Pecel di Kramat Sentiong.

Selamat hari Selasa Ki Sanak. Hujan mengguyur sejak pagi. Selamat beraktivitas, dan hati-hati di Jalan.

Salam
--Erwindar--


Tidak ada komentar:

Posting Komentar